Hari ke – 2
Aku masih saja duduk sendiri dibangku itu. 2 jalan telah aku lewati ..
Sekarang kesendirian itu terasa begitu nyata ..
Hanya ada aku seorang diri disana ..
Sepi.. hening.. sunyi.. gelap.. kosong.. dan yang pasti hanya ada aku SENDIRI.
Aku berjalan terus menyusuri jalan itu dengan keadaan yang sama .ku pejamkan kedua mataku ku rentangkan kedua tangan ku..ku berjalan terus.. entah aku berjalan kemana.. aku hanya mengikuti arah hati ku yang menbuat kaki ku berjalan sampai ahkirnya aku berhenti dari langkah ku akhirnya aku turunkan kedua tangan dan ku coba membuka kedua mataku secara perlahan-lahan.
Saat ku buka mata ku kulihat secuil cahaya yang begitu terang dihadapan ku saat itu . hati ku sangat senang saat melihat hal itu. ahkirnya ku temukan kepastian yang selama in aku cari dan yang ku tunggu.. ku langkahkan kaki ku mendekati cahaya itu.. sekarang tubuh ku terhempas oleh cahaya yang semakin memeluk tubuhku entah butuh waktu berapa lama untuk ku temukan cahaya itu..
Sekarang aku berada di sebuah pintuh asal cahaya berasal. ku jatuhkan tubuhku kedalam pintu itu dengan harapan..
“ sekarang ku cepat bebas dari segala hal yang selama ini membelengguku..” saat aku terjatuh dan aku tersadar dari tidur ku dibangku itu, ternyata itu senua hanyalah sebuah mimpi. Cahaya, pintu, jalan, gelap, langkah kaki? Itu hanyalah mimpi.
Satu hal yang sama dalam hidupku dari mimpi itu yaitu SENDIRI. Kata sendiri yang aku temukan dalam mimpi itu.
“ aku berharap semoga dihidupku yang nyata ku bisa menemukan sepercik cahaya seperti dalam mimpi itu, yang menbawa ku kedalam kedamaian hidup yang nyata dan aku bisa pergi meninggalkan semua yang ada.”
Hari ke – 4
Akhirnya kutemukan cahaya terang dihidupku. Ya matahari adalah cahaya yang paling terbesar dibumi ini.
Pagi hari ini berawal dengan ponsel ku yang berbunyi menandakan ada pesan singkat yang masuk. Kemudian aku berangkat menuju sekolah. Akupun duduk lagi dibangku itu dan terdengar suara lonceng yang menandakan jam pelajaranpun segetra dimulai. Seiring dengan hal itu aku segera mengikuti instruksi dalam pesan singkat itu yang aku dapat tadi pagi. Ku ikuti semua intruksi yang ada. Ku rasa ada sedikit perubahan yang terjadi terhadapku. Tapi juga ada perasaan yang sama.. perasaan yang selalu menghantuiku.
Seiring waktu berlalu sepertinya cahaya iti semakin terang dan menghempas keraguan ku lagi.dalam hatiku selalu berkata “ apakah bisa keadaan ini kembali seperti dahulu lagi, yang menbuat hatiku nyaman dan bahagia”
Pagipun beranjak siang, siangpun beranjak malam. Waktu ku untuk istirahat pun tiba. Ku hempaskan tubuhku diatas timbunan kapuk yang empuk ku ambil nafas panjang untuk merilexkan tubuh dan pikiranku, seiring itu juga ku pejamkan mataku, dengan harapan, “ semoga hari sok akan lebih baik dari dibandingkan dengan hari ini dan hari – hari yang sebelumnya.”
Hari ke – 6
Cahaya keajaiban itu benar – benar datang untuk ku. Ku selalu berdoa semoga keajaiban itu datang dan ternyata keajaiban itu datang dan kebersamaan yang dulu sempat terpecah sekarang menyatu kembali.
Sekarang ini aku harus berhati – hati untuk lebih halus menjaga perasaan dia, agar kejadian itu tak terulang kembali. Meskipun banyak perasaan cemburu, marah, kesal terhadapnya aku hanya mencoba bersabar untuknya.
Aku juga tidak bisa seperti dirinya, yang bisa mengekpresikan suasanya hatinya kepada siapa saja yang dia mau. Dia hanya ingat aku jika dia mempunyai masalah, dia marah, dia kecewa, dia sedih atau lagi nangis. Tapi jika kalau dia sedang bahagia, tertawa, ceria, dia selalu lupakan aku. Meskipun itu tak sering dia lakukan kepadaku.
Semua berjalan dengan indah, hari – hari telah kita lalui bersama – sama. Dari yang seneng sampai yang susah kita lalui bersama – sama.
Kita mempunyai kisah berdua, kita mempunyai kesamaan yang sama, permasalahan yang sama.semuanya serba sama. Entah ngga tau kenapa diantara yang lainnya aku paling dekat dengan dia dan aku udah anggap dia sebagai saudarahku sendiri. Aku semakin tak rela harus jauh darinya. Apalagi jika diingat masa – masa yang kita lakukan bersama.
Aku akan selalu menghargai dirinya seperti aku menghargai diriku sendiri. Aku mencoba ihklas dengan keadaan ini. Aku tak bisa jauh dari dirinya. Karna dia selalu ada dihatiku. Tapi tidak hanya dia aku masih punya yang lainnya, yang sama mengerti aku dan mau membantu aku jika aku membutuhan pertolongan dari mereka. Sama juga dengan dia aku juga tidak bisa jauh dari mereka yang telah menemaniku sampai saat ini.
Sampai ahkirnya waktu juga yang memisahkan kita, semoga waktu juga yang mempertemukan kita kembali untuk mengenang masa indah kita bersama – sama. Dengan penuh harapan akhirnya semua terjadi, dengan kita harapan. Sedikit demi sedikit kalau tuhamn menghendaki kita bisa bersama lagi.
thank you all up affection to me,..
0 komentar:
Posting Komentar